Selamat Datang

zwani.com myspace graphic comments

Senin, 18 Januari 2010

Suasana panik masyarakat setelah merasakan gempa

Panik Karena Gempa

Awas, Padang Berisiko Tsunami Tertinggi Dunia
Hal itu ditinjau dari jumlah penduduk yang berada di pesisir pantai.
Senin, 18 Januari 2010,
Amril Amarullah

Peta Intensitas Gempa Bumi (vsi.esdm.go.id)


Tingginya risiko ini disebabkan letak geografis daerah ini berbatasan langsung dengan Samudera Hindia dan dilalui lempeng Indo Australia-Eurasia yang aktif bergerak empat hingga enam sentimeter per tahun.

Pergerakan lempeng itu jika bertumbukan atau mengalami patahan dapat memicu terjadinya gempa bumi yang berpotensi diikuti gelombang tsunami.

Karena itu, pemerintah provinsi Sumatera Barat (Sumbar) melakukan pemetaan daerah rawan bencana alam, melalui satu program pengelolaan dan penanganan dampak bencana. Program ini disetujui untuk didanai biaya kegiatan dengan APBD Sumbar 2010 sebesar Rp320 juta, kata Gubernur Sumbar, Marlis Rahman di Padang.

Seperti yang dilansir tvone.co.id, Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini meliputi, pemetaan distribusi penduduk di sekitar gunung berapi Gunung Tandikat, dengan dana Rp75 juta.

Gunung Tandikat berada dalam wilayah Kabupaten Padang Pariaman dan Kabupaten Agam dengan tinggi 2.430 meter diatas permukaan laut (mdpl), yang lokasinya dekat dengan Kota Bukittinggi dan Padang Panjang. Gunung berapi dengan tipe "Stratovolcano" ini kini berstatus normal aktif.

Kegiatan kedua, melakukan pemetaaan pergerakan tanah di Kabupaten Pasaman dan Kabupaten Agam dengan anggaran disediakan Rp80 juta dan pemetaan mikrozonasi daerah Lubuk Sikaping dan sekitarnya melalui kegiatan dengan dana Rp75 juta. Selanjutnya, monitoring aktifitas Gunung berapi di Sumbar dengan anggaran Rp50 juta. Gunung berapi di Sumbar antara lain, Gunung Merapi, Gunung Tandikat dan Gunung Talang.

Kemudian, kegiatan pemantauan dan evaluasi bencana geologi di Sumbar disediakan anggaran Rp40 juta. Sumbar merupakan satu daerah rawan bencana, seperti gunung meletus, gempa bumi, banjir, tanah longsor termasuk gelombang tsunami.

Menurut Direktur Eksekutif LSM Komunitas Siaga Tsunami (Kogami), Patra Rina Dewi daerah pesisir pantai Sumbar dinilai paling beresiko terhadap bencana gelombang tsunami, karena sebanyak 534.878 orang warga terdata bermukim pada zona merah tsunami.

Warga tersebut bermukim di zona merah tsunami di kawasan pesisir Kota Padang, Pariaman, Pesisir Selatan, Padang Pariaman, Agam, Pasaman Barat dan Kepulauan Mentawai. Data tersebut berdasarkan penelitian sejumlah pihak terkait ditingkat nasional.

Warga yang bermukim di zona merah tsunami itu terbesar di Kota Padang mencapai 380.402 orang, kemudian Pesisir Selatan (36.980), Pasaman Barat (29.649), Pariaman (25.029), Padang Pariaman (24.861), Agam (20.644) dan Kepulauan Mentawai (17.313).

Selain itu, tambahnya, Sumbar merupakan daerah dengan resiko dan potensi tsunami tinggi, berdasarkan sejarah dan hasil penelitian para ahli. Dari penelitian diketahui bencana gelombang tsunami menghantam Pulau Sumatera setiap 200 tahun dan Sumbar mempunyai potensi resiko tinggi jika musibah itu terjadi.

Peneliti itu antara lain dilakukan Prof Kerry Sieh dan Dr Danny Natawidjaya, yang mengungkapkan Sumbar, terutama Kota Padang dalam sejarah telah dua kali dilanda gelombang tsunami, yakni pada tahun 1604 dan 1833.

• VIVAnews


Waspada Tsunami di Padang

Ancaman untuk Padang Mirip Tsunami 2004
Ancaman soal gempa Padang dikirimkan para ilmuwan kepada jurnal Nature Geoscience.
Senin, 18 Januari 2010, 10:33 WIB
Elin Yunita Kristanti
Tsunami di Aceh (www.jtic.org / Yuichi Nishimura, Hokkaido University)


Sekelompok ilmuwan, yang sebelumnya memprediksikan gempa Sumatera 2005, mengabarkan ancaman itu dalam sebuah surat yang dikirimkan kepada Jurnal Nature Geoscience.

Kelompok ilmuwan itu dipimpin oleh John McCloskey, seorang profesor dari Institut Riset Sains Lingkungan di Universitas Ulster, Irlandia Utara.

Dalam surat itu disebut, potensi bahaya tsunami terjadi akibat akumulasi tekanan selama dua abad di Palung Sunda, salah satu yang dikenal sebagai zona gempa dunia, yang membentang paralel hingga pantai Sumatera bagian barat.

"Ancaman tsunami dan gempa bumi berkekuatan lebih dari 8,5 SR di Mentawai tetap berlanjut," kata surat itu, seperti dimuat laman 9 News.

Korban akibat bencana yang akan terjadi, berpotensi seperti tsunami 2004 di Samudera Hindia.

Dalam surat itu, tak disebutkan jangka waktu terjadinya bencana, namun surat itu tegas memperingatkan ancaman bahaya untuk Padang, kota berpenduduk 850.000 orang yang berada di zona merah tsunami.

"Ancaman bencana telah jelas. Saat ini yang paling mendesak adalah bagaimana mengurangi akibat bencana," demikian isi surat itu.

Lebih dari 220.000 jiwa menjadi korban hantaman tsunami pada 26 Desember 2004 yang diakibatkan gempa 9,3 Skala Richter

Pada bulan Maret 2005, McCloskey mengingatkan bahwa gempa 26 Desember 2004 menciptakan potensi gempa berkekuatan 8,5 SR yang mampu memicu tsunami.

McCloskey terbukti benar, dalam waktu dua minggu. Pada tanggal 28 Maret 2005, sebuah gempa berukuran 8,6 SR terjadi di pulau Simeulue disertai tsunami setinggi tiga meter.

"Ini sangat penting dan mendesak bagi pemerintah Indonesia, dengan bantuan dari masyarakat internasional dan organisasi non-pemerintah, memastikan bahwa mereka menyelesaikan rekonstruksi bencana, lalu mempersiapkan masyarakat Padang mempersiapkan diri untuk bencana selanjutnya."

• VIVAnews

Tiga Wilayah Bengkulu Juga Rawan Tsunami

Tiga Wilayah Bengkulu Juga Rawan Tsunami
Tiga wilayah itu sudah ditetapkan BNPB sebagai wilayah rawan.

Senin, 18 Januari 2010, 13:27 WIB
Amril Amarullah
Peta Gempa Sumatra (esdm.go.id)



VIVAnews -- Sedikitnya tiga kabupaten/kota, yaitu Kabupaten Bengkulu Utara, Mukomuko dan Kota Bengkulu, merupakan daerah rawan bencana gempa bumi dan tsunami.

"Tiga kabupaten/kota ini sudah ditetapkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebagai daerah yang rawan gempa bumi dan tsunami," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bengkulu Yohanes Noor, Senin 18 Januari 2010, seperti dikutip dari laman BNPB.

Menurut BNPB Kota Bengkulu, tiga daerah ini mendapat kategori yang sama dengan enam daerah kabupaten/kota di pesisir pantai barat Sumatera yang masuk dalam wilayah Provinsi Sumatra Barat serta dua daerah di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Ia mengatakan, hal ini juga terbukti dengan beberapa hasil penelitian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

"Selain itu tidak ada yang bisa membantah bahwa daerah ini dilalui patahan lempeng yang menjadi sumber gempa," katanya. Ia berharap, agar semua elemen masyarakat selalu siaga untuk mengurangai risiko saat bencana terjadi.

Wali Kota Bengkulu Ahmad Kanedy mengatakan, Pemko Bengkulu akan terus berupaya memberikan pemahaman kepada masyarakat sehingga menjadi masyaraka selalu waspada bencana. "Kami akan prioritaskan kepada masyarakat yang bermukim di sekitar titik rawan seperti tepi pantai terutama anak-anak, warga penyandang cacat dan orang tua," katanya.

Selain itu, Pemko Bengkulu juga akan rutin menggelar simulasi siaga bencana gempa bumi khususnya bagi pelajar. "Semua elemen masyarakat harus sadar dan paham bahwa Bengkulu adalah daerah rawan bencana sehingga harus siap, bukannya menghindar dengan meninggalkan kota ini," katanya.

VIVAnews

Pencarian